Profile

My photo
.:muslim.love Allah.love Muhammad saw.love Ibrahim as.indonesian.29 years old.a wife.a mom.love travelling and drawing.wear hijab since 2003:.

Labels

25.9.15

dear bayi...


Beberapa hari yang lalu, ketika takbir berkumandang, saya kembali melakukan pemeriksaan bulanan di kediaman dr. Anisah.

Kakak tidak ikut jeng?
Sudah tidur Dok. Setelah adzan Maghrib dia makan malam lalu masuk kamar. Jadi saya perginya setelah selesai menidurkan dia.
Ini sendirian?
Iya Dok.
Kami melihatnya di layar, bergerak dan terus bergerak. Wajahnya, kedua tangan dan kakinya, serta jantungnya yang bergerak naik turun. Mencoba mendengarkan denyut jantungnya meski hanya sebentar saja. Karena kemudian, hilang bersama kumandang takbir keliling yang melintas.

Sendirian. Sama seperti bulan kemarin. Sama seperti tahun-tahun kemarin ketika mengandung Ibrahim.

Memiliki anak batita, tengah mengandung si adik, dan suami (masih) bekerja di luar kota itu, bertemu dua atau tiga minggu sekali dan hanya beberapa jam saja itu....luar biasa rasanya.

Yang menjadi penyemangat hanya satu.
Selalu ingat bahwa tugas kita sebagai manusia hanya satu, TAAT, taat pada semua yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Assalamu'alaykum Maryam,
Assalamu'alaykum Musa,
Assalamu'alaykum kesayangan kami,
Sudah 120 hari engkau berada dalam kandungan Ummi,
Telah ditiupkan ruh-mu,
Telah engkau sanggupi kehidupan ini,

Yaa Allah,
Bentuklah dia dalam kandunganku dengan bentuk yang baik dan tetapkanlah iman hatinya pada-Mu dan utusan-Mu.
Yaa Allah,
Keluarkanlah dia dari kandunganku pada waktu aku melahirkan dengan mudah dan selamat.
Yaa Allah,
Jadikanlah dia orang yang sehat, memiliki akal, cerdas, alim dan mau mengamalkan ilmunya.
Yaa Allah,
Berikanlah dia umur panjang, badan sehat, budi pekerti yang baik serta lisan yang fasih, suara yang baik, guna membaca Al Quran.

Yaa Allah,
Berikanlah yang terbaik menurut-Mu.
Segala puji bagi Allah, yang menguasai semesta alam.
Aamiin.

Semoga, doa ini melesat ke langit bersama doa-doa lainnya. Dibawah rengkuhan malaikat suci menuju Dia sang Maha Kekal Abadi.

Jogokaryan, 22 September 2015
22.00 WIB

5.5.15

drama menyapih bagian dua

Satu bulan sudah saya berhenti menyusui dan ibrahim berhenti menyusu. 

Mau mukul Ummi... Mukul Ummi...

Begitu kata yang dia ucapkan setiap akan tidur. Meski akhirnya tertidur dengan sendirinya, setelah memukuli saya. Saya mencoba memahami apa yang dilakukan anak ini. Bisa jadi dia bingung. Bisa jadi dia marah pada dirinya sendiri. Dia tidak ingin menyakiti orang lain. Tetapi dia harus lelah agar segera tidur pulas. 

Dan selama itu pula, saya terus meyakinkan diri sendiri, eh menghibur diri sendiri, bahwa susu sapi adalah untuk sapi. Sapi sendiri, setelah disapih induknya, juga tidak minum susu lagi. Aih...pandai betul beropini. Tutup telinga rapat-rapat ketika orang lain mengatakan,
Coba doyan susu sapi, pasti bisa gemuk...
Kenapa enggak mau susu sapi? Kurus nanti...
Wah, ibunya hemat dong ya...

Hemat? Justru saya harus berusaha lebih. Memilih dan menyusun menu agar Ibrahim bisa tumbuh dengan baik. Dan itu tidaklah lebih murah dibandingkan harga susu. Saya harus meluangkan lebih banyak waktu untuk menyiapkan menu makannya. 

Jadi, sampai sekarang ini, saya menghargai keputusan Ibrahim untuk tidak tertarik minum susu sapi. Dia belum bisa membaca. ABC saja tidak paham. Apalagi artikel tentang susu sapi. Tapi dia sudah membuat keputusan yang luar biasa. 

Masih jelas di ingatan saya, ketika melahirkan Ibrahim dulu. Rumah sakit tempat saya melahirkan kurang pro ASI. Setelah melahirkan, ASI saya masih sangat sedikit. Lalu saya menyampaikan itu pada bidan yang bertugas saat itu. Bukannya menyemangati agar terus menyusui, malah iklan susu formula. 

Dan saya, menjadi korban iklannya.

Tetapi Ibrahim,
Ibu, ini anaknya tidak mau minum susu formula yang ada di dot. Dari tadi utuh. Sudah saya coba berikan, tetapi Ibrahim tidak mau.
Setiap saya datang ke ruang laktasi saat jam menyusui, dotnya selalu masih penuh. Namun, dia semangat belajar menyusu dengan mata yang belum terbuka sempurna.

Ibrahim sudah besar.

Ayok mandi.
Mandi ya Mi? Mandi, yayu makan, yayu mimik ummi...
Loh, kan sudah enggak mimik ummi?
Aaaaa...mimik ummiiiiii...
Begitu dialog rutin bulan lalu. Tetapi lebih kurang seminggu ini, dialognya menjadi seperti ini,
Ibrahim masih mimik ummi?
Enggak... Bahim sudah besal. Sudah enggak mimik ummi.
Kalau sudah besar lalu mau apa?
Sekoyah.
Sekolah dimana?
Bin Jabbang mi...
Muadz Bin Jabbal maksudnya. Batita, playgroup dan taman kanak islam terpadu.

Jadi, lupakan susu sapi dan pikirkan biaya masuknya ini.
Jadi, lupakan susu sapi dan mari kita naik kereta api. 


Catatan:
Terakhir kali kami naik kereta api adalah tiga tahun yang lalu. Bulan Maret 2012. Dalam waktu kurang dari satu bulan, saya naik kereta Yogyakarta-Jakarta dan Jakarta-Yogyakarta lebih dari lima kali. Dengan janin yang usianya masih sangat muda, kurang dari 4 minggu. Ditambah lagi, saya tidak tahu jika sedang hamil. 
Dan kemarin, kami bernostalgia. Meski hanya dengan kereta jarak pendek, cukup bagi kami untuk mengenang tiga tahun yang lalu bersama hujan.

4.4.15

drama menyapih bagian satu

Sejak usia kandungan satu bulan, saya adalah seorang SAHM, stay at home mom . Suami tugas diluar kota, dan saya tinggal bersama orangtua kandung. Meski begitu, orangtua adalah TIM HORE, jadi ya hora hore saja :-D Jadi dimana ada saya, pasti ada Ibrahim.

Sejak Ibrahim lahir sampai dengan usia 29 bulan, saya memberikan ASI. Ibrahim tidak mengenal botol dot, cup feeder atau lainnya. Ibrahim tidak terlalu suka dengan susu selain ASI. 

Bulan Mei nanti, dia sudah dua setengah tahun. Dan saya pikir, sudah cukup. Usia dua tahun, saya mulai membiasakan Ibrahim untuk tidak menyusu saat kami sedang berada diluar rumah. Dan berhasil. Selang dua bulan, saya bicara padanya, hanya menyusu saat akan tidur saja, yaitu ketika malam hari dan ketika dia akan tidur siang. Dia mengerti.

Kamis malam kemarin, seperti biasa ketika akan tidur dia bilang,
Mi, mimik Ummi
Ibrahim, Ibrahim kan sudah besar. Kalau haus, minum air putih saja ya. 
Mau mimik Ummi aja...
Oiya sini Ummi pijit saja ya, Ibrahim capek?
Pijit Mi...kakinya aja...
Setelah beberapa saat,
Mi, mau mimik aing putih aja Mi...
Tidak lama setelah minum air putih dan saya pijat, dia tertidur. Pulas. Selama tidurnya juga tidak terbangun meminta ASI. Tetapi, diawal tidurnya tadi, dia memunggungi saya. Saya menangis. Perih rasanya.

Ya Allah, ikhlas...ikhlas...ikhlas... 

Jumat, 3 April 2015
Jadwal tidur siang Ibrahim adalah sekitar jam sepuluh. Dan tibalah waktunya, dia berkata,
Mi, mau tidung, mau mimik Ummi
Ibrahim kan sudah enggak mimik Ummi lagi ya?
Mau mimik Ummi!!!
Dia mulai berteriak dan memukuli saya. Saya terus istighfar, mencoba menenangkan dan menggendongnya. Tetapi Ibrahim menangis dan meronta. Tim Hore mencoba turun tangan, tapi gagal. 
Mau sama Ummi ajaaaaaa.....
Akhirnya saya mencoba membaringkan dan menenangkan. Kebetulan diruang keluarga ada gambar kota Mekkah, saya mulai bercerita tentang Ka'bah.

Ibrahim baru bisa memejamkan matanya pukul dua siang. Sama seperti semalam, siang ini tidak ada pelukan tangan mungilnya. Ibrahim tidur terlentang dan mata yang bengkak karena terlalu banyak menangis.

Malam tadi, dia juga meminta ASI. Masih memukuli saya, hingga akhirnya terlelap sampai sekarang, pukul 01:19. Lalu terjaga hingga pukul 03:00. 

Proses menyapih ini sudah ada dipikiran saya sejak dua bulan yang lalu. Ternyata memang tidak semudah diangan. Memikirkan saja, sudah membuat berat badan saya turun. Tapi saya percaya, Tuhan memberikan kemampuan bicara dan berpikir pada seorang ibu, bukan agar ibu bisa berpikir apa yang harus dioleskan di payudara dan membual pada anak. 

Saat ini, saya harus meluangkan lebih banyak waktu untuk Ibrahim. Dia menjadi sulit tidur siang, dia lebih sering terjaga dimalam dan dini hari, dia membutuhkan asupan lebih dari kemarin.

Saya Yuna. Saya bukan ibu nomer satu sedunia. 






6.1.15

pattern making-fashion design

Pattern making dan fashion design di Yogyakarta. Informasi ini saya salin dari blog Adriani Zulivan. Ulasan dari saya pribadi, ada di laman Facebook. Semoga bermanfaat.

  1. ​KURSUS MENJAHIT DAN JASA MENJAHIT | L.P.K.M.I Cabang bantul V Alamat ( C/O ) : Kaloran, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta |No.Telp.087738464679
  2. ​​​Kursus Tata Busana Yogyakarta | Miliran gg Tanjung VII UH 2 306 utara masjid balaikota timoho Yogyakarta.
  3. Woro | Basen KG III/304 Kotagede | 
  4. LPK Modisa | Jamal Gg Jatimulyo RT I/418 Yk​​ (depan Kelurahan Kricak) Yogyakarta | telp : (0274) 661 6949
  5. RIZQI MODISTE | Jalan Nagan Tengah no. 32 Patehan, Kraton, Yogyakarta 082138274641 Indrawatty
  6. Lembaga Kursus Jahit “Busana Jaya” | Lokasi: Jalan Kaliurang. Dari selatan: Kanan jalan sesudah Pasar Colombo. Dari utara: Kiri jalan setelah Toko Jotun | Tlp: 880039 | Buka cabang di Anggajaya Condongcatur (dari selatan lewat Perum Anggajaya, kanan jalan sebelum pertigaan Bakso Pak Narto) dan Pandega (lewat Terminal Concat, sebelum Butik Kebaya Widyawati). | Nah! adadesigner dan kursus jait di Gejayan. Tapi aku lupaaaa bgt namanyaa lokasinya juga gaktau.. Aku dapat info dari penjahit langganan aku. Maap gak bisa bantu  http://novierisa.wordpress.com/2011/04/06/belajar-jahit/#more-1441
  7. LPK. YOGYA DESIGN SCHOOL | RUSLAMIYATI 0274-710 3488 | Bausasran DN. III no. 594 Danurejan – YOGYAKARTA 55211
  8. Kursus Menjahit Jilli | Kursus menjahit/Bordir | Kursus Tata Rias/Salon | Email : dimaslehman@gmail.com | Jl. Gejayan/Affandi Gang Komojoyo No. 18a Mrican, Sleman, Yogyakarta  | Telepon : 0274589148
  9. LPK “MULTI TALENTA” | JL.CENDRAWASIH 195, MANUKAN, CONDONG CATUR,DEPOK,SLEMAN | TELP. 0274 7421164 , 081 328 656 116 | http://lkpmultitalenta.blogdetik.com/
  10. Kursus Menjahit Bu Marno | JL. Surokarsan, MG.II/563, Yogyakarta | Tel 0274 375 177
  11. Lembaga Pendidikan Kursus Menjahit  |Jl. Godean KM 7 Yogyakarta
  12. BALAI LATIHAN KERJA YOGYAKARTA (BLK) | Jl. Kyai Mojo No. 5 Telp. (0274) 512619 Yogyakarta 55231  | http://blkyogyakarta.wordpress.com/|  http://krjogja.com/read/164980/kursus-menjahit-gratis-di-sumbersari.kr
  13. Aisyah 085 626161 56 http://bismacenter.ning.com/forum/topics/kursus-menjahit-profesional-di-jogja
  14. Pendopo Sanggar Berani Usaha | Jl. Wonosari Km.6, Ds. Gilang, RT.03/RW.21, Baturetno, Banguntapan, Bantul | Tel: 0274-9181763  Fax: 0274-582187  Mobile: 0819-04116577 | email. sanggarberaniusaha@gmail.com http://kursus-pelatihan.blogspot.com/p/contact-us.html
  15. Kursus Kepandaian Putri Giat | Alamat: Jl Limaran 3, Prawirodirjan, Gondomanan Kota Nomor | Telepon: 0274 515651
  16. Leo | Depan rektorat UNY, seberang deretan pedagang buah.| http://yuliamuharomah.wordpress.com/category/sewing/
  17. Ada tuh kursus jait di depan PAPMI, gurunya encik2 udah tua gt katanya sih galak banget tp lulusan situ pinter2 jaitnya
  18. ​NAVITA COLLECTION | Glagah UH IV/196 Yogyakarta 55164 Telp. (0274) 450326/712055 a.n. Ibu Sri Isbiyani | Pelatihan : Jahit (dasar, terampil, mahir) 2. Desain Jahit Kaos 3. Bordir (Dasar, Terampil) 4. Sulam Pita 5. Payet 6. smook 7. Aneka kreasi kain flanel 8. Batik 9. Rajut 10. Aplikasi kain perca http://navitajaya.wordpress.com/hubungi-kami/

6.10.14

what a wonderful day, alhamdulillah...


Saya suka kalimat itu. Tuhan tahu, tapi menunggu. Menunggu dan melihat, apakah kita berusaha dengan sungguh-sungguh, memantaskan diri untuk memperoleh apa yang dipinta.

Semoga Tuhan melihat saya sebagai hambanya yang sungguh-sungguh berusaha dan memantaskan diri.

Aamiin.

Sabtu kemarin, saya meluangkan waktu silaturahmi dengan Bu Marno. Rumah kecil itu. Taman yang terawat dengan baik. Wangi jemuran dihalaman rumah. Lantainya yang dingin. Masih sama seperti saat terakhir saya disini.

Alhamdulillah, beliau masih mengingat saya dengan baik. Dan yang lebih baik lagi, beliau mengizinkan saya mengajak Ibrahim. Tetapi, ada syaratnya.

Kalau nanti anakmu nangis, kamu harus pulang.

Sesampainya dirumah beliau, hari masih pagi. Belum ada yang datang. Saya beruntung. Bisa mengambil meja dan kursi yang dekat dengan jendela. Bu Marno tidak ada, sedang ke warung sebelah. Jadi saya masih bisa menyusui Ibrahim.

What a wonderful day.

Ibrahim sangat menyenangkan. Karena memang semua orang dirumah ini juga menyenangkan. Pak Marno tampak sangat menyayangi anak kecil. Merasa disayang, Ibrahim pun setia membuntuti Pak Marno kemanapun.

Bu Marno heran.

Anakmu kok tenang sekali?
Sama sekali tidak rewel.
Dirumah juga seperti itu?
Dirumah tidak pernah nangis juga?
Kamu harus bersyukur, punya anak seperti ini.

Tahu diri.

Itulah Ibrahim, tahu diri. Dirumah dia bisa jungkir balik, berlari kesana kemari, mengacak-acak isi rumah, berteriak, mengganggu orang rumah yang sedang tidur, tetapi diluar itu, dia berubah.

Doakan saya ya. Bukan, belum sejauh itu doanya, menjadi desainer terkenal. Doakan saya, semoga Ibrahim menjadi partner yang setia hingga saya lulus.

Aamiin.



23.9.14

angin surga

Pada akhirnya, kembali memiliki surat tanda kendaraan bermotor yang tiba-tiba raib begitu saja, dan surat izin mengemudi yang habis masa berlakunya beberapa bulan yang lalu itu, rasanya...menyenangkan. 

Sangat menyenangkan.




Ternyata, SIM suami habis masa berlakunya tahun ini. Jadilah kami bertiga berangkat ke kampung suami untuk menyelesaikan perkara ini.

Sekitar pukul delapan pagi, kami sudah berada di kantor polisi untuk cek kesehatan. Tahap pertama adalah ditempat ini. Karena kami mengejar waktu dan punya anak batita, pilihannya adalah perpanjangan SIM dengan cara "titip". Untuk cek kesehatan sendiri biayanya Rp30.000. Untuk perpanjangan SIM melalui cara yang kami pilih, biayanya Rp130.000.

Polisi bilang, kami hanya perlu duduk manis menunggu panggilan untuk foto. Tetapi ternyata, nama saya dipanggil untuk ujian teori. Mungkin karena SIM sudah habis masa berlaku selama hampir empat bulan.

Masih menggendong Ibrahim yang tertidur pulas, saya melangkah menuju ruang ujian. Di pintu, seorang polisi menghentikan langkah saya. 
Ibu menggendong anak seperti ini?
Iya Pak, kenapa?
Sudah, tunggu disana saja Bu.

Luar biasa bahagianya saya. Anak memang memiliki rezeki masing-masing.

Begitupun saat antri foto. Berkas saya diurutan paling bawah. Demi melihat saya menggendong Ibrahim, saya didahulukan.

Indah :)


17.9.14

happy milad, sayang :)


Semoga selalu dalam petunjuk, kasih dan perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semoga dimampukan menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur, bahagia dan kuat. Agar aku dan anak-anak kita juga bisa menjadi istri, ibu dan anak-anak yang bahagia dan kuat.

Aamiin.





Sketsa ini saya buat beberapa hari yang lalu. Yang jelas, tidak lebih lama dibandingkan membuat kue ulang tahun. Ataupun membuat masakan lainnya. Sampai suami kemarin bilang seperti ini, 
Um, mbok kalau aku pulang diceplokin telur...

Semoga Allah mengampuni saya :(

12.9.14

(bukan eh belum) hamil (lagi)

Ada yang masih terjaga? 
Saya masih. 
Masih menunggu air rebusan daun delima dingin untuk diminum.


Pagi-pagi tadi, Ibu muntah. Lalu bersama Abah, berangkat ke kediaman dokter Gita. Tidak berselang lama, saya muntah hebat ketika sedang memandikan Ibrahim. Setiap makan dan minum, selalu muntah kembali. Begitu seterusnya. Sore harinya, saya mulai diare. Hanya saja, saya masih bertahan untuk tidak ke dokter.

Ini semua sama dengan saat kali pertama hamil. Bulan Maret 2012 lalu. 

...
... ...
... ... ...

Kasihan Ibrahim. Seharian dirumah bersama dua orangtua yang sedang sakit. Sebagai pecinta ASI, dia juga menderita. Produksi ASI menjadi sangat sedikit.

Untunglah bala bantuan datang. Abah pulang saat sebelum makan siang. Dua lelaki itu bersepeda motor membeli tongseng kambing Pak BG. Oiya, ini tempat makan sate yang recomended ketika Anda berada disekitaran Jalan Pleret. Ibrahim dapat bonus satu tusuk sate ati, alhamdulillah :D

Makannya lahap sekali. Baru kali ini Ibrahim sangat antusias disaat jam makannya. Nasi putih, kuah tongseng dan sate ati. Bersyukur sekali, apalagi saat seperti ini.

Tuhan itu...memang punya jutaan cara. Mungkin ini adalah salah satu cara menurunkan berat badan yang saya keluhkan beberapa waktu terakhir. Akhir tahun 2012, setelah melahirkan, berat badan saya hanya 47kg. Selalu di angka itu. Tetapi, sekitar 2-3minggu lalu, sudah di angka 51kg. Janji, tidak lagi protes soal berat badan.

10.9.14

obat gatal

Mi, poto...poto...
Iya deh... 
#maksud hati mau ambil gambar si bantal saja

Dan akhirnya, ada foto si bantal ini seorang diri. 

Ini bantalnya Pakpuh di ruang keluarga, sebenarnya bantal favorit sih.
 Favorit semua orang dirumah ini. Kecuali saya. 
Bagi saya...bantal itu sakral. Harus hanya ada bau saya saja, bukan orang lain :D

Dari dulu sampai hari ini tadi, sarung bantalnya itu selalu diberi yang usang sama Ibuk. Bersih sih, hanya saja warnanya pudar. Terlihat nelangsa jadinya. Hari ini, saya buatkan dia baju baru. Kebetulan sedang merapikan lembaran kain di lemari, ada sisa kain. Tanpa obras, hanya saya stik balik saja.

Dan ternyata, ada baju yang masih belum terselesaikan. Hanya kurang bagian lengannya saja. Ini juga tanpa obras.
Ditemani Ibrahim yang duduk didekat mesin jahit, sambil menyuapi dia, sesekali minta menyusu, ngobrol, pipis, pup dan sebagainya, saya berhasil menyelesaikannya.

Sungguh, obat gatal yang mujarab untuk tangan saya :)

6.9.14

pelipur lara



Tulisan ini dari koran lawas yang tergeletak di lantai teras rumah Bulik yang saya temukan tadi sore. Saat sedang menyuapi Ibrahim.


Cukuplah sebagai pelipur lara,

Hati yang sedang duka,
Saat SIM-pun tiada,
STNK raib entah kemana.

Ini bukan tentang Bung Karno,

Bukan pula tentang Pak Jokowi,
Ini soal kerbao,
Dan gemini,



Saya Yuna, si Kerbau Kembar :D

28.8.14

maaf, aku jatuh cinta lagi


Tadi, saya merapikan buku, kertas, peralatan saat belajar menjahit dengan Ibu Marno dulu. Iya dulu, sudah sekitar satu setengah tahun yang lalu. Pas buka buku pola, dibalik sampul, saya menemukan gambar diatas. Ketika melihat gambar ini tadi, yang ada kok malah ingin menangis. 

Foto itu, saya mampir ke tukang foto sebelum berangkat kerumah Ibu Marno. Ambil fotonya juga waktu pulang dari sana. Karena saya lupa bilang sama tukang fotonya nanti background fotonya putih, jadilah background-nya kurang sreg dimata saya. Pas ada gunting ditangan, karena sedang mengerjakan tugas menjahit, saya gunting seperti itu, tempel, ditambahkan gambar asal-asalan, lalu menuliskan: a famous tailor and designer to be. Maksud saya itu: menjadi penjahit dan desainer terkenal, entah tulisan Inggris-nya salah atau sangatlah salah. Mau ditambahin lagi bawahnya: agar di dunia kaya raya, mati masuk surga. Tapi urung, takut tugas rumahnya tidak selesai karena memikirkan bahasa Inggrisnya.

Beberapa hari yang lalu saya juga sudah bilang sama suami, ingin belajar menjahit lagi. Suami cuma jawab seperti ini: ya silahkan. Suami saya ini terbuat dari apa ya?

Kalau boleh membela diri, bukan karena saya tidak ingin mendampingi suami. Tetapi melihat suami yang selama tiga tahun kami menikah, dari Jakarta, dipindah Probolinggo. Belum genap satu tahun, dipindah lagi ke Cilacap. Sepertinya, ada beberapa rencana yang harus dikoreksi.

Pernah saat mengandung Ibrahim, dijalan saya kecelakaan, ditabrak pengendara sepeda motor lain dari belakang. Karena terseret sepeda motor, ada beberapa luka lebam dan lecet. Saya duduk di trotoar menenangkan diri, mengelus-elus perut, mencoba meyakinkan Ibrahim bahwa semua baik-baik saja. Ketika sudah tenang, saya melanjutkan perjalanan. Masih separuh jalan kerumah Bu Marno.

Esok harinya, sesampainya di Yogyakarta, sambil geleng-geleng kepala, suami bilang,
Aku heran sama kamu Dek. Habis jatuh, kok ya malah kerumah Bu Marno...
Dan saat itu juga, dia sadar, bahwa cinta saya telah terbagi :D
***

Ibrahim. Suatu hari nanti, saya ingin mengajaknya kerumah Bu Marno. Mengatakan kepada beliau,
Ibu, saya ingin belajar lagi. Tetapi, bolehkah mengajak serta anak saya ini?

Selama ini, ketika ikut kajian, dia cukup tenang bersama saya. Sesekali minta menyusu juga. Terlintas mencarikan pengasuh selama saya belajar menjahit atau mendaftarkannya di penitipan anak. Tetapi, saya takut, tidak bisa konsentrasi demi membayangkan si anak ummi itu :D
***

Bagaimana jika dititipkan kepada Abah Ibuk?
Saya memiliki alasan, sama dengan yang pernah dituliskan oleh Almarhumah Ibu Ainun Habibie,
Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

24.8.14

badai episode 2



Hari terakhir saat kami mudik, perasaan saya sudah tidak enak. Pagi harinya, ketika melihat Ibrahim BAB, teksturnya lembek dan sedikit cair. Ah betul, pasti karena beberapa hari ini dia makan masakan yang tidak saya masak sendiri. Eh, saya tidak menyalahkan si penjual. Tetapi memang tidak ada yang bisa menjamin kebersihannya dan lain-lain kan? Saya yang salah. Dan mungkin Ibrahim tidak sedang dalam kondisi terbaik.

Sebenarnya, sampai saat ini, saya jarang membeli makanan diluar untuk Ibrahim. Pernah, tetapi itupun pilih-pilih.

Sejak awal bulan Agustus, Ibrahim BAB dengan tekstur yang lembek dan terkadang cair. Dua hingga tiga kali dalam sehari. Saya mencoba memberinya minum air rebusan daun delima. Teksturnya menjadi padat, tetapi intensitasnya masih sama. Akhirnya, saya membawanya ke dokter Elisa, tepat pada pertengahan Agustus.

Ibrahim...ada apa? Belum jadwal imunisasi kan?
BAB-nya lembek dok, terkadang cair. Sehari dua hingga tiga kali.
Ada lendirnya?
Tidak.
Darah?
Tidak.
Kamu habis mudik tidak Ibrahim?
Iya Dok.
Dokter Elisa hanya tersenyum. Lalu berkata, "Kamu itu jarang sakit Im, sangat jarang kan? Tetapi anak-anak biasanya memang sakit setelah mudik. Ayo berbaring disana, lepas bajunya."

Diare. Dan Ibrahim bertahan selama dua minggu. Berat badannya masih stabil. Dulu , ketika masih bayi, Ibrahim menerima vaksin anti diare, jadi mungkin sedikit banyak membantunya tubuhnya bertahan.

Saya obati gejalanya saja dulu ya. Lima hari lagi, jika kondisi masih sama, datang kemari. Saya terpaksa memberinya antibiotik.

Dua hari setelah Ibrahim minum resep dokter Elisa, semua kembali normal.

Saya Yuna. Ibu rumah tangga biasa-biasa saja. 
Jangan memberikan makanan untuk si kecil jika Anda curiga pada si penjual. 
Itu artinya sudah tidak ada saling percaya. Untuk apa dilanjutkan jika sudah tak ada rasa percaya.
***



Badai belum berlalu, jangan kipas-kipas dulu...

Selang empat hari saya membawa Ibrahim ke dokter, masalah muncul lagi. Ibrahim menjadi mudah menangis, berteriak kesakitan saat makan dan minum, dan air liurnya menjadi banyak sekali. 

Tumbuh gigi? Ah bisa jadi. Atau sariawan ya? Tetapi apa mungkin, asupan buahnya terjaga. Atau stres? Balita ini, dia memikirkan apa? Umminya yang garang inikah?

Hari ketiga, saya menyerah. Saya ke dokter lagi. Jumat sore, dokter Elisa tidak praktek, hanya ada dokter Fita.

Anak Ibu sariawan.
Sariawan dok?
Iya, dilangit-langit mulutnya. Terluka sepertinya. 
Ah iya, mungkin saat dia memasukkan benda-benda ke mulutnya. Baru saja sembuh, baru saja nafsu makannya kembali, sekarang sariawan, kata saya dalam hati.
Kami kembali duduk.
Ibu rajin sekali.
Rajin apanya dok?
Ini KMS-nya. Sampai ditempel stiker kecil-kecil seperti ini.
Oh, supaya tidak ada jadwal imunisasi yang terlewatkan Dokter. Saya berhitung kapan waktunya, lalu semua saya beri stiker bulan dan tahunnya. Nanti kalau sudah, tinggal saya lepas stikernya.
Hebat. Ini juga perjuangan kan Bu, bisa sampai penuh seperti ini imunisasinya?
Iya Dok, Bismillah, demi anak.
Soal stiker penanda jadwal imunisasi itu, juga berkaitan dengan anggaran. Saya jadi tahu, di bulan apa dan berapa yang dibutuhkan. Jadi memang tepat saya mengambil jurusan Akuntansi. Saya orang yang banyak berhitung penuh perhitungan dan suka curiga :D

Sore ini, kami pasien pertama. Dibelakang belum ada yang menunggu. Jadi kami punya banyak waktu untuk berbincang. Tentang ASI. Tentang pengalaman beliau yang sering ditanya susu formula terbaik. Tentang kaum antivaksin. Tentang mengapa beberapa bulan lalu ada program pemerintah imunisasi Campak. Awalnya saya mengira ini program biasa-biasa saja. Saya juga tahu dari tetangga yang kedua anak balitanya mendapatkan suntikan itu. Ternyata, ini tindak lanjut dari pemerintah setempat karena ada Kejadian Luar Biasa penyakit campak di Banguntapan.



Sebelah kiri, adalah resep dokter untuk sariawan. Sedangkan sebelah kanan, untuk mengobati gejala diarenya. Yang botol kecil itu sudah hampir habis, masih tersisa si botol besar yang memang harus diminum selama sepuluh hari meskipun diare sudah berhenti.

Saya Yuna. Ibu rumah tangga yang masih biasa-biasa saja, rajin dan garang.
***

20.8.14

katanya, ini piknik

Pertama,
Waroeng Ndeso. Lokasinya asli ndeso, saya tidak paham arah jalannya. Rumah makannya tidak luas, sederhana saja. Tetapi, rasanya sedap dan harga terjangkau. Yang paling penting, tanpa MSG.

Kami berangkat saat jam makan siang. Awalnya saya tidak ingin ikut "piknik", karena Ibrahim sejak tadi malam rewel. Makannya susah dan air liurnya menetes tanpa henti. Tumbuh gigi lagi sepertinya. Baru saja selesai urusan pup-nya yang lembek sejak awal bulan lalu dan mulai membaik beberapa hari ini, ganti dengan tumbuh gigi... Semangat!



Selanjutnya,
Makam Raja Imogiri.
Hanya sampai anak tangga ini saja, tidak lebih. Eh, kalau Abah sampai anak tangga ke tujuh puluh sambil menggendong Ibrahim.



Ini foto Abah dan Ibuk bersama anak bungsu...eh cucu pertama. Pastinya yang anak sulung, lalu punya anak yang merupakan cucu pertama, merasakan apa yang saya rasakan. Sering bingung saja, ini anak saya atau anak mereka? 


H

Terakhir,
Desa wisata batik di Giriloyo, Imogiri. 
Saya jadi rindu Bu Marno, rindu membuat pola, rindu mesin jahit...ah lebih tepatnya rindu punya baju baru :D

 

11.8.14

kaku

Siang tadi, saya memetik bayam yang tumbuh di dekat kandang kambing Abah.
Ini petikan perdana, pohonnya juga masih mungil.



Saya berjalan melewati Ibu yang sedang mencuci piring.
Demi melihat bayam yang saya petik, Ibu berkata,
"Iku bayeme ora enak, wong kaku koyo ngono. Mengko rasane masakane langu."
"Bayam itu tidak enak, kaku seperti itu. Nanti kalau dimasak, langu."



Saya langsung teringat, dulu suami pernah bilang seperti ini sama saya,
"Kamu itu orangnya kaku sih soalnya..."



Fiuuuhhh...pukpuk...pukpukpuk...

8.8.14

sang pemimpi


Ada yang masih terjaga seperti saya sekarang ini? Saya tidur agak awal tadi, sakit kepala karena hidung meler. Terbangun karena perut lapar dan mimpi. Iya, mimpi. Saya ini sang pemimpi. Terutama ketika ada suatu hal yang sangat saya pikirkan, hingga akhirnya akan menjadi bunga tidur.

Kenal Marshanda? 

Saya baru saja bermimpi bertemu dengan beliau. Bukan untuk minta tanda tangan, tapi bertemu di warung sayur.

Awalnya saya mengetahui bahwa beliau akan bercerai, justru dari status salah seorang teman di jejaring sosial. Karena saya jarang melihat tayangan televisi, saya search di You Tube. Dapat. 

Baru kali ini saya penasaran dengan kabar perceraian kalangan artis. Kenapa? Karena seingat saya, kami menikah di bulan dan tahun yang sama. Memiliki anak dengan usia yang tidak jauh berbeda. Mulai dari kabar bahwa suami beliau bergabung dengan aliran sesat, hingga akhirnya tersebar kabar alasan beliau mengajukan gugatan cerai karena suami meminta agar beliau tidak terlalu banyak kegiatan. 

Saya menulis ini bukan untuk menjelek-jelekkan atau menggunjing siapapun. Sungguh. Saya hanya berusaha mengambil pelajaran. Semoga bermanfaat.

25 dosa yang dianggap biasa,
Mendatangi dukun dan tukang ramal
Mempercayai ramalan bintang
Menggantung jimat
Thiyarah
Berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram

Khalwat dengan wanita/pria yang bukan mahram
Berzina
Memalsukan nasab kepada selain ayahnya dan pengingkaran ayah terhadap anaknya sendiri
Minta ditalak suami tanpa sebab yang diperbolehkan syara'
Memakan uang riba

Menyembunyikan aib barang
Meminta-minta saat berkecukupan
Berhutang dengan niat tidak membayar
Minum arak
Menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak

Ghibah
Melongok rumah orang lain tanpa izin
Berbisik empat mata dan membiarkan kawan ketiga
Lelaki yang memakai perhiasan emas
Laki-laki atau wanita yang menyambung rambutnya atau memakai rambut palsu

Lelaki yang menyerupai wanita atau sebaliknya
Homoseksual/lesbi
Mewarnai rambut dengan warna hitam
Memijakkan kaki, duduk dan buang air diatas kuburan
Tidak bersuci setelah buang air
Sumber: Aulia no.08 Tahun XI Rabiul Awal-Rabiul Akhir 1435 H | Februari 2014

Perselisihan atau pertengkaran antara suami istri bisa saja terjadi. Ketika terjadi perselisihan, terkadang istri minta cerai, minta dijatuhkan talak. Pun saya, pernah ketika kami sedang berselisih. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan suami mengampuni saya.

Meminta suami menjatuhkan talak untuk hal-hal yang tidak dibenarkan dalam syariat seperti meninggalkan shalat tanpa menyesal, minum minuman keras, memaksa istri berbuat haram, menyiksa istri dan anak, tidak memberikan hak-hak istri, tidak ada keinginan untuk mendengar nasihat dari siapapun dan enggan melakukan perbaikan, adalah diperbolehkan.

Permintaan cerai oleh istri terpaksa dilakukan jika ia ingin tetap memelihara diri dan agamanya.

"Siapa saja yang minta diceraikan oleh suaminya tanpa alasan yang diperbolehkan, maka haram baginya mencium bau surga." ( HR Imam Ahmad)

Semoga, kita para istri, selalu bersabar dari permintaan cerai jika alasannya sekedar merasa tidak cocok lagi atau tidak ada lagi rasa cinta. Ketika kita merasa bosan terhadap pasangan, semoga kita masih bisa tertawa. Menertawakan kebosanan itu :)

Lalu soal menutup aurat. Bagi saya pribadi, semua yang saya lakukan adalah karena saya percaya Allah itu ada. Itu saja. Dia ada, Dia memberikan perintah, saya percaya, saya melakukannya. Selesai.

Oiya, tentang sedehanakan hijabmu, itu benar adanya. Supaya tidak mati gaya, hingga akhirnya kehabisan gaya :)

Sekali lagi, semoga bermanfaat. Yuk tidur lagi, siapa tahu mimpi bertemu Angelina Jolie di warung sayur juga :D

3.8.14

i'm here, Jack

Terakhir saya ke kebun binatang ini, saat masih taman kanak-kanak.
 Itu berarti sudah puluhan tahun yang lalu. 

Kebun binatang Gembira Loka tidak terlalu jauh dari rumah, 
lebih kurang tiga puluh menit.
 Kami tiba disana sekitar pukul sembilan pagi. 
Masih belum terlalu ramai pengunjungnya.
 Harga tiket masuknya, tiga puluh ribu rupiah. Ada juga kereta keliling. Dengan lima ribu rupiah, kereta akan membawa kita ke halte berikutnya. Atau dengan dua puluh ribu rupiah, kereta akan membawa kita sampai dengan halte terakhir, halte enam. Dan masih ditambah gratis naik kapal.

Bersih. Nyaman. Ditambah ada si Jack, Jackass Penguin. 
Si Jack sarapan pukul setengah sepuluh pagi. 
Sementara si Jack sarapan, Ibrahim tengah berjuang melawan rasa kantuknya :D













Lalu,
Nanamia Pizzeria di Jalan Tirtodipuran no.1.
Tempatnya lebih nyaman dibandingkan yang di Gejayan menurut saya,
 luas, adem dan tenang...





Dan...liburan telah usai :D
Besok suami kembali ke Probolinggo, sedangkan saya...tetap seperti biasanya,
"bersenang-senang" bersama Ibrahim sembari berkemas :)