Ternyata, sedih itu juga sederhana.
Siang ini saya shalat dzuhur di salah satu masjid
Kota Yogyakarta. Ketika sedang mengambil air wudhu, bersama saya ada seorang
perempuan berjilbab yang sedang mengandung. Perutnya belum terlalu besar.
Usai shalat, seorang lelaki menghampirinya. Berdiri
dibelakang perempuan tersebut. Perempuan tersebut melipat mukena dan merapikan
isi tasnya. Tiba saat perempuan itu berdiri, si lelaki mengulurkan kedua
tangannya untuk membantunya berdiri sembari bergurau.
Saya yang masih duduk disebelahnya, menangkap romantisme
pasangan itu dengan ekor mata. Ahhh…tiba-tiba dada saya terasa sesak. Saya
menangis. Menangis dalam dzikir dan doa. Saya tidak tahu bagaimana rasanya jika
suami selalu ada di sisi. Saya juga tidak banyak berharap, suami ada disamping
saya ketika kelahiran anak pertama kami nanti.
Menikah itu pada dasarnya menyelesaikan satu
masalah dan siap menyambut berbagai masalah baru. Jangan pernah berpikir bahwa
setelah menikah, semua masalah akan selesai karena ada suami yang akan membantu
menyelesaikan. Allah Maha Mengetahui, seberapa kemampuan kami berdua dalam
menjalani berbagai masalah dalam pernikahan ini.
Bersyukur, bersyukur dan bersyukur…
Fokus pada kesehatan Baby Z dan saya. Dua setengah
bulan lagi Insya Allah :) Lalu mulai mencari pekerjaan lagi, semoga Allah
membukakan pintu rezekiNya. Dan tidak lupa berdoa, “Tuhan kirimkanlah aku…pembantu
yang baik hati…” :D
No comments:
Post a Comment