Profile

My photo
.:muslim.love Allah.love Muhammad saw.love Ibrahim as.indonesian.29 years old.a wife.a mom.love travelling and drawing.wear hijab since 2003:.

Labels

3.9.12

most beautiful gift - 5


09.30wib
Perjalanan menuju sekolah jahit.

“Astagfirullah…kenapa berhenti mendadak?” batinku. Aku tekan rem sekuat mungkin dan Momo berhasil berhenti. Nyaris, pikirku. Tiba-tiba ada yang mendorongku dengan kuat dari arah belakang. Aku lepas kendali. Terjatuh dan terseret bersama Momo. Kejadian begitu cepat. Yang ada dipikiranku saat itu hanyalah Baby Z. Berulang kali aku mohon ampun pada Allah.

Aku masih hidup.

Kepala dan pundakku terbentur trotoar. Bersyukur helm tidak terlepas dari kepala. Tidak ada bagian tubuh yang berdarah.  

Lelaki didepanku yang menghentikan motornya secara mendadak sudah pergi setelah berbasa-basi sebentar. Sementara aku yang terduduk lemas di trotoar ditemani lelaki paruh baya yang menabrakku dari belakang. Entah berapa kali bapak itu meminta maaf dan menanyakan keadaanku. Beliau merasa sangat bersalah, apalagi setelah mengetahui kondisiku yang sedang hamil.

Tubuh bagian kiri terasa nyeri. Aku melanjutkan perjalanan. Menuju rumah Bu Marno. Sesampainya disana, aku mengirim pesan singkat ke Hubby.

Assalamualaikum. Adek habis jatuh dari motor tadi. Gara-gara perginya ndak pamitan sama Ayang…

Incoming call – My Hubby
“Kamu sekarang dimana?”
“Di tempat Bu Marno. Tapi aku ndak pa-pa kok.”
“Kamu pulang sekarang. Minta izin Bu Marno.”
“Iya, sebentar lagi. Ibu sedang ada tamu.”

11.05wib

“Permisi Bu…”
“Monggo Pak, silahkan…”
“Mohon maaf, saya mau jemput anak saya, Yuna.”
Aku berdiri dan berjalan keluar. “Abah..???” Pasti Hubby yang menelpon Abah. Padahal sudah dibilang tidak apa-apa.
“Oaaalllaaahhh…kamu habis jatuh to? Kok ndak bilang sama Ibu? Kejadiannya gimana? Yang hati-hati. Itu anak pertamamu, cucu pertama juga. Sudah pulang dulu. Sini Ibu bantu berkemas. Dari tadi diam saja, tidak cerita sama Ibu. Kalau cerita kan Ibu carikan kendaraan biar antar kamu pulang. Motornya ditinggal saja dulu. Bapak naik apa Pak?” Bu Marno terus berkata-kata tanpa bisa dihentikan.
“Saya bawa mobil Bu. Motornya Yuna kalau boleh saya titipkan disini dulu. Nanti biar saya ambil. Bisa Bu?”
“Iya iya…ditinggal saja.”

11.45wib
Bu Jendral sudah menunggu didepan pintu.
“Piye to? Apane yang sakit? (-Bagaimana sih? Apanya yang sakit?)” tanya beliau.
“Enggak ada kok. Aku ndak pa-pa.”
“Belum tentu. Kita kan ndak tau pastinya. Jangan bilang ndak pa-pa. Tadi mau aku ajak ke dokter sekalian ndak mau. Katanya tunggu sore, tunggu dokter Anisah,” sambung Abah.
“Yo uwis. Sana gek masuk. Mandi, bajunya ganti semua. (-Ya sudah. Sana masuk. Mandi, ganti baju semuanya.)” kata Bu Jendral.
Ada beberapa luka lebam. Terutama bagian tubuh sebelah kiri. Leher juga terasa sakit, pasti karena terbentur trotoar tadi. Masih bisa kurasakan gerakan Baby Z. Semoga dia tidak apa-apa.

18.45wib
“Assalamualaikum Dok.”
“Wa’alaikumsalam. Sini-sini Nak, bagaimana sehat kan?”
“Engg…tadi habis jatuh dari motor Dok.”
“Astagfirullah. Lalu bagaimana? Ada pendarahan di bagian vagina? Janin masih bergerak-gerak tidak?”
“Tidak ada pendarahan Dok. Janin juga bergerak seperti biasanya.”
“Ayo berbaring disana dulu Sayang. Kita lihat sama-sama.”
“Baik Dok.”
“Nah, kepalanya sudah dibawah. Lihat jantungnya. Tulang belakangnya bagus sekali. Itu kakinya. Dan yang itu, air ketubannya. Dan sepertinya dia perempuan. Beratnya sudah ada sekitar 1,6kilogram ini. Nanti setelah ini berat badannya akan naik dengan cepat. Kita dengarkan detak jantungnya sekarang.”
Dokter Anisah mengganti alatnya. Dan kami bisa mendengarkan detak jantung Baby Z.
“Sempurna. Detak jantungnya sempurna. Yakinlah dia tidak apa-apa Sayang. Dilindungi oleh ibunya.”



Hari ini aku membuat semua orang khawatir. Abah, Bu Jendral juga Bapak dan Ibu Mertua. Bapak dan Ibu sampai di Yogyakarta malam hari setelah mendapat kabar dari hubby. Hubby juga sedang perjalanan menuju Yogyakarta beberapa saat yang lalu. Bapak yang memberitahuku. Ketika aku hubungi ke telepon selularnya, dia tidak mau mengakui sedang menuju Yogyakarta.

Masih mengenakan seragam kerja dan sepatu. Wajahnya yang selalu dipenuhi senyum dan tawa selelah apapun dia. Lusuh. Tetapi itu semua tidak mengurangi niatku untuk berkata-kata…
“Ayyyaaaaaaaangggggggg…kan sudah aku bilang ndak apa-apaaaaaaa…!!! Cutimu kan tinggal dua hari. Rencananya kan untuk acara Aqiqah Baby Z nanti. Masak kamu ndak pulang waktu acara nanti? Heh??!!!.”
“Aqiqahnya kan hari Minggu,” balasnya sambil tertawa kecil.
“Siapa yang tauuuu Baby Z lahirnya kapaaaaannnn??? Sekarang terus bagaimana coba??.”
“Kamu tenang saja. Nanti aku pinjam cuti tahun depan.”
“Heh??!!! Mana bisa?”
“Bisa-bisa. Tenang saja.”
Protes dimulut, tetapi dihati…sangat bahagia. Tuhan diatas sana yang tahu.

Tuhan juga sedang mencoba memberitahuku. Selama beberapa hari ini, pikiranku dipenuhi rasa khawatir tentang bagaimana nanti. Bagaimana Baby Z, bagaimana karirku, bagaimana kehidupan kami didunia ini.

Ampuni hamba Yaa Rabb, ampuni kebodohan hamba. Sedikit sekali hamba bersyukur. Rezeki-Mu, nikmat dari-Mu, tidak hanya meliputi materi. Burung kecil yang lemah diluar sanapun tidak pernah ragu atas rezeki dari-Mu. Tidak ada keraguan sedikitpun pada-Mu.




PS:
Oiya, Surat Izin Mengemudi milikku dicabut oleh Hubby. Entah sampai berapa lama :D
Berat badan yang sudah naik sepuluh kilo. Emmm...dan yang paling menyenangkan, Baby Z semakin sering mengajak bermain-main. Ketika malam, ketika aku shalat, ketika aku membaca Al Quran dan juga ketika lapar :D

Dan juga hati-hati jika mengendarai sepeda motor. Berdoa, jangan memakai helm abal-abal, pastikan bunyi klik pada helm, kaos tangan yang tebal, jaket, kaos kaki dan sepatu. Yang penting berusaha, apapun yang terjadi nanti, itu kehendak Allah :)

No comments:

Post a Comment