Senang itu...sederhana. Iya, seperti hari ini. Hari ini saya kembali masuk sekolah jahit. Ragu-ragu awalnya ketika memilih gamis yang akan saya kenakan hari ini, yaitu gamis lengan tali yang saya buat beberapa waktu lalu. Tetapi akhirnya, saya memakai gamis itu. Saya harus memperlihatkannya pada Bu Marno, demi mendapatkan komentar beliau. Komentar apapun. Harus siap mendengarnya :D
Sesampainya di sekolah...jreeengg...jreeengg...
"Pagi Bu..."
"Eeehh...masih kuat to?"
"Masih Bu." Saya menghampiri beliau dan meraih tangannya "Mohon maaf lahir batin ya Bu..."
"Iya, sama-sama." Bu Marno melihat gamis yang saya kenakan. "Nah...mbok ya belajar buat yang seperti ini."
"Emm..ini saya buat Bu..."
"Oya?? Lha gene wis pinter (-Nah itu sudah pandai). Bawahnya juga bisa pakai rumple. Kamu gimana buatnya?"
"Saya jelujur dulu Bu... supaya kerutannya rapi."
"Wah, sudah pinter kamu."
Hasilnya adalah masukan dari Bu Marno untuk bagian leher. Menurut saya memang masih belum rapi. Saya memang belum lama mengenal Bu Marno. Tetapi yang saya tahu, semua hal beliau ungkapkan secara lugas. Bagus ya bagus, jelek ya jelek, salah ya salah, rapi ya rapi, ulang lagi ya harus diulang lagi :D Jadi ketika Bu Marno menghargai gamis sederhana itu, saya senang bukan kepalang. Senang tetapi masih belum puas :)
No comments:
Post a Comment