Tuhan itu Maha Luar Biasa. Itu tidak pernah salah.
Ketika satu per satu meleset dari
rencana awal. Ketika satu per satu yang terjadi tak pernah diduga. Firstly and
lastly praise to be Allah for without His blessing none of this would have been
possible.
Pagi tadi saya membuka Facebook. Membuka beberapa status
saya yang telah lalu. Lalu bermain ke dinding Marta Insanti. Lebih sering saya
panggil Emak, pimpinan divisi keuangan dikantor tempat saya bekerja dulu. Bukan
hanya sekedar rekan kerja, tapi juga teman nonton, sahabat bercerita, dan kakak
tertua ketika saya dalam kondisi sulit.
Status yang Emak buat kemarin, tanggal 28 Mei, yang
merupakan ulang tahun pernikahannya yang keenam, bahwa Emak hamil.
Setelah enam tahun pernikahannya. Manusia yang luar biasa
menurut saya.
Dibutuhkan komposisi sabar, berserah pada Tuhan dan ikhlas
yang luar biasa banyak untuk kehidupan seperti itu, sebagai seorang perempuan,
dan istri yang juga bekerja.
Kali pertama saya bertemu
Emak adalah akhir tahun 2006.
Saat mengikuti wawancara kerja di LSM salah satu rumah sakit
swasta Kristen di Yogyakarta. Hingga akhirnya LSM tersebutlah yang membawa saya
hingga ke Aceh.
Orangnya mungil, rambut pendek dan ikal, saat itu memakai
kaos berwarna merah (INI YANG MEMBUAT SAYA AGAK BINGUNG WAKTU ITU, BAGAIMANA
BISA BEKERJA MEMAKAI KAOS? ), dan nampak bersahabat, meskipun Emak berusaha
nampak garang, tapi dia tidak berhasil :D Saya
suka.
Nah ini juga yang membuat saya menjadi sama sekali tidak
tertarik untuk bekerja di salah satu maskapai penerbangan di Jakarta beberapa
bulan yang lalu. Saya sadar sepenuh hati bahwa pimpinan bagian Akuntansi
kantor tersebut bukanlah Marta Insanti, bukanlah Emak, meskipun sama-sama
perempuan. Dan sejak saya membuka pintu kantornya, dia sudah gagal
membuat saya untuk tampak menyenangkan pada wawancara kali itu. Demikian juga,
saya sudah gagal membuat dia tertarik. Wajah yang sama sekali tidak bersahabat,
tidak ada senyum, suara yang tidak menyenangkan untuk didengar, sehingga semua
kalimat yang dia ucapkan, terdengar seperti ini ditelinga saya, MENJADI STAF
AKUNTANSI DI KANTOR INI TIDAK BOLEH SENYUM DAN HARUS SELALU SERIUS. Pada
akhirnya saya gagal namun bahagia, setelah melewati tes tertulis yang
sebenarnya tidak mudah juga. Dapat menjadi salah satu Top Five, setelah sebelumnya
menjadi satu diantara 22 lainnya.
Semua karena dia tidak memiliki wajah yang bersahabat
seperti Emak.
Dan sketsa ini saya buat sekitar satu tahun yang lalu. Tidak
saya publish sebelumnya karena ini doa. Jujur tidak pernah saya membuat sketsa
sekedar sketsa. Ada sebuah atau beberapa “rasa” dalam sketsa tersebut. Apapun
itu.
Dan doa itu sudah terwujud, sebagian :)
Emak, kami sangat berbahagia untukmu,
juga untuk Mas Doni.
not allowed to copy & paste picture without permission
copyright of diadandiayuna.blog
No comments:
Post a Comment