Bermodalkan mobil pinjaman dari salah seorang rekan kerjaku, kantong plastik berisi wingko babat, kami sekeluarga menuju Temanggung. Sabtu, 5 Maret 2011.
Ijul, bagaimana rasanya mbak?
Yuna, kita hanya akan bertemu, jadi biasa saja.
Kawan, ternyata pengalamanku menjadi fasilitator pelatihan, berdiri didepan orang banyak, tidak banyak membantu. Padahal aku hanya bertemu dengan seorang lelaki lima puluh tahun dan istrinya, seorang ibu berkulit putih. Tidak “biasa saja” seperti yang aku katakan pada Ijul tadi. Lebih dari itu, dan tidak bisa dijelaskan.
Bapak, kami menyerahkan sepenuhnya pada anak-anak untuk kedepannya. Kita sebagai orang tua, ya mendukung saja.
Abah, inggih, betul pak.
Bapak, hhmmm, mungkin satu atau dua minggu ini, kami sekeluarga akan silaturahmi ke kediaman Bapak Ibu di Yogyakarta.
Abah, monggo, silahkan…
Kata silaturahmi dalam kalimat itu sengaja aku tebalkan dan digaris bawahi. Karena cukup penting buatku.
***
Minggu kedua di bulan Maret 2011.
Christa Dewi, yuna, Marmi tidak bisa ikut pelatihan di Bau-Bau nanti. Kamu yang menggantikan bisa?
Yuna, hahhh????
Christa Dewi, nanti kamu coba pastikan lagi dengan Santi ya. Kemarin sih dia bilang tidak apa-apa, kalau yuna tidak ada pekerjaan yang urgent dan urusan keluarga.
Yuna, pekerjaanku sudah selesai semua mbak, berangkat tanggal berapa?
Christa Dewi, sabtu besok, 12 Maret 2011.
Yuna, oke, minta waktu sehari ya mbak, besok aku kasih jawaban.
Christa Dewi, thanks ya una. Diusahakan bisa ya…
Esoknya, berbekal keyakinan bahwa keluarga dari Temanggung tidak akan datang ke Yogyakarta tanggal 13 Maret 2011, (karena aku sudah menghubungi Syahdani bahwa aku mendapat tugas ke luar pulau),aku mengiyakan tugas itu. Aku juga sudah menyiapkan sebuah baju yang aku beli secara online. Rencananya akan aku kenakan nanti saat keluarga Syahdani datang ke Yogyakarta.
***
No comments:
Post a Comment