Profile

My photo
.:muslim.love Allah.love Muhammad saw.love Ibrahim as.indonesian.29 years old.a wife.a mom.love travelling and drawing.wear hijab since 2003:.

Labels

10.4.11

pertemuan kedua

Satu bulan sudah aku menikah. Baru satu bulan. Karena baru satu bulan, aku tidak akan memberikan wejangan apapun disini (belum pantas ^.^). Setelah menikah, suami tinggal di Jakarta (sudah dua tahun dia bekerja disana), sedangkan aku tetap di Yogyakarta. Akibatnya,aku tidak banyak belajar bagaimana seharusnya menjadi seorang istri. Hanya belajar mandiri, berusaha tidak bergantung pada orang lain. Belajar masak? Sama sekali tidak (baca ‘belum’) aku lakukan.

Lebih kurang satu minggu ini, komunikasi kami agak terganggu. Satu-satunya alat komunikasi milik suami tidak dapat digunakan, telepon selularnya rusak. Tidak dapat digunakan untuk menghubungi atau dihubungi. Hari pertama ketika hal itu terjadi, malam harinya aku hanya bisa menangis. Pukul sembilan malam biasanya kami mulai menjalankan ritual, ngobrol lewat telepon selular. Tetapi malam itu, aku tidak bisa mendengar suaranya. Sangat tidak menyenangkan.
***
Minggu kedua bulan Februari 2011 (aku lupa tanggalnya, karena saat itu dia belum begitu penting dalam kehidupanku)…

Incoming Calls…Mas Syahdani

Syahdani, assalamualaikum, apa kabar?

Yuna, wa’alaikumsalam, baik mas.

Aku lupa pembicaraan selanjutnya (karena sekali lagi, dia belum begitu penting dalam kehidupanku :) ). Dia menawariku untuk datang ke acara pernikahan adik sepupunya. Terkejut tentu saja. Aku siapa, sampai dia mengajakku untuk datang ke acara keluarga (mungkin saat itu aku sangat penting dalam kehidupannya :p ).

Yuna, aku tidak bisa Mas. Abah sama Ibu juga belum mengenal Mas Dani.

Syahdani, kalau begitu aku kerumah Yuna untuk kenalan.

Yuna,hah???!!!

Syahdani, minggu depan, tanggal 13, bagaimana?

Aku mengiyakan. Esok paginya, aku lapor pada Ibu.

Ibu, hah????

Yuna, iya, minggu depan.

Ibu, ajak Ijul waktu jemput dia nanti. Biar dia pakai motor sendiri.
***

Akhir tahun 2006, aku mengikuti tes rekrutmen perkebunan kelapa sawit.

Pria belum dikenal, bagaimana? Bisa?

Yuna, entah. Masjidnya dimana ya?

Pria belum dikenal, sama-sama saja, aku juga mau shalat dzuhur.

Banyak juga pesertanya. Mayoritas laki-laki. Perempuan hanya beberapa orang. Mereka ramai-ramai menyantap makanan kotak yang disediakan panitia.

Pria belum dikenal, kenapa tidak ambil?

Yuna, aku puasa.

Pria belum dikenal, diambil saja, masukkan tas, untuk buka puasa nanti, aku juga puasa.

Aku tersenyum geli. Dia sudah memikirkan buka puasa, padahal hari masih siang.

Pria yang belum aku kenal itu ternyata alumni kampus tempat diselenggarakannya rekrutmen ini. Pantas saja kalau dia paham seluk beluk kampus yang sangat luas ini.

Pria yang belum dikenal, siapa namamu?

Yuna, yuna.

Pria belum dikenal, syahdani.
Kami masih sempat tukar nomor telepon sebelum akhirnya berpisah. Entah apakah akan bertemu lagi atau tidak.
***

Hari Minggu, 13 Februari 2011. Makhluk bernama Syahdani Hary Nugroho sudah duduk manis didepanku. Ini adalah pertemuan kami yang kedua kalinya sejak empat tahun yang lalu.

Dia memiliki kelebihan itu. Mampu membuatku dan kedua orangtuaku merasa nyaman berbincang dengannya. Serasa kami sudah sering bertemu sebelumnya.

Akhir bulan lalu, aku baru saja mengakhiri hubunganku dengan seseorang. Aku tidak menyangka akan secepat ini, mendengar Syahdani Hary Nugroho menyampaikan niatnya kepada kedua orangtuaku dalam Bahasa Jawa. Tak henti-hentinya aku merutuki kebodohanku dalam berbahasa Jawa halus. Aku hanya bisa menunduk dan berusaha memahami inti dari pembicaraan mereka.

Anak Adam yang baru saja datang dari Ibukota itu, meminta izin kepada kedua orangtuaku. Untuk menjalin sebuah hubungan menuju jenjang yang lebih serius, Insya Allah.
***

No comments:

Post a Comment