Profile

My photo
.:muslim.love Allah.love Muhammad saw.love Ibrahim as.indonesian.29 years old.a wife.a mom.love travelling and drawing.wear hijab since 2003:.

Labels

14.10.13

ratu sehari, babu seumur hidup

Menurut saya, ketika tiba saatnya seorang perempuan memutuskan untuk menikah, maka dia telah berikrar dengan suara lantang,
Dengan ini, saya menyatakan dengan penuh keikhlasan dan sukacita, sepenuh hati saya, segenap jiwa saya, sayalah ratu sehari, babu seumur hidup.

Tulisan ini bukan untuk merendahkan perempuan. Saya kan juga perempuan :) 
Jadi begini. Sejauh yang saya tahu, syarat menjadi babu itu cekatan, lincah, gesit, rajin dan dituntut untuk mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Ada babu yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya lalu meminta tolong dibantu majikan? Mungkin ada. Dan kalau dapat babu yang model seperti ini, biasanya si majikan jadi rajin update status :D

Sore hari, saya sering mengajak Ibrahim untuk kerumah nenek buyutnya. Ibrahim menghabiskan makan sorenya, nenek buyut menikmati angin sore, saya menyuapi Ibrahim, mengomel sesekali, mendengarkan cerita nenek buyut yang terkadang sudah diceritakan kemarin sore atau kemarinnya lagi, dan mengamati lingkungan sekitar tempat tinggal beliau.

Banyak perempuan yang masih usia sekolah dan kuliah, perempuan muda yang baru beberapa bulan menjadi ibu, perempuan yang sudah bertahun-tahun menjadi ibu, dan perempuan usia senja yang suka mengulang-ulang cerita [ kalau yang ini nenek buyutnya Ibrahim :D ]. Dan yang terpenting, tulisan ini bukan untuk membuka aib siapapun.

***
Perempuan muda, rajin bersolek, tangan kanannya menggenggam smartphone, tangan kirinya memegang cermin, sesekali membetulkan jilbabnya yang melorot, cekikikan dengan kawannya yang senang mengibaskan rambut tipis dan lurus hasil ke salon tadi pagi. Yang ini malah tangan kanan kiri memegang telepon genggam keluaran terbaru.

Mulailah saya menyelidik. Nenek buyut level gaulnya masih cukup lumayanlah, kalau ditanya ini itu lumayan luas pengetahuannya.
Anak siapa Nek? Anaknya situ, rumah depan.
Masih sekolah? Uwis kuliah ituKuliah dimana? Itu loh di

Kuliahnya di perguruan tinggi swasta, tidak perlu saya sebutkan dimana, yang jelas bukan almamater saya. Tadinya saya kira sudah bekerja.
Uang untuk bersolek dapat dari siapa? Uang untuk memberi makan smartphone macam itu dari siapa? Uang untuk membeli bensin naik motor keliling kampung pamer gigi dapat dari siapa? Bapak sama Ibu bukan? Atau pacar? Kan pacarnya masih sekolah juga? Kan si mas pacar minta ke Bapak Ibunya. Kan si mas pacar tidak boleh pacaran sama orangtuanya? Kan bisa bohong. Ya sudah, siap-siap saja besok dibohongi setiap hari kalau sudah jadi istrinya.
***
Yang ini lain lagi ceritanya.
Loh mbak, kok sudah diberi makan? Iya, nangis terus Yun. Lapar. Kan tidak boleh Mbak. Itu kan baru dimulai nanti kalau sudah umur 6 bulan. Itu makan apa? Bubur instant Yun. [menyebutkan brand lalu bilang kalau harganya paling mahal]
Kepala saya tiba-tiba terasa sakit sekali.

Beliau adalah lulusan sekolah keperawatan. Pernah bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Dan bayi itu, adalah anaknya yang ketiga. Itu yang membuat kepala saya sakit.

***
Sepasang muda-mudi melintas dihalaman rumah nenek buyut. Tanpa saya minta, Nenek membacakan data hasil penyelidikan yang dia miliki.
 Itu anaknya sebelah. Istrinya hamil muda. Bocah jaman sekarang, tidak punya pekerjaan saja berani melamar anak orang [sebentar,ini nenek sedang mengomentari si lelakinya, kita lanjutkan ya :D]. Kan jadi kasian ibunya. Seharusnya kan anak laki itu bisa bantu keluarganya. Mana bapaknya sudah mati [nenek sering lalai memakai kosakata yang tepat, harusnya kan meninggal ya]. Kemarin istrinya bilang ingin kerja dipabrik beha. Lha wong lagi hamil kok mau cari kerja. Apa ya gelem pabriknya. Bla bla bla…

Saya akui, saya dulu pernah khilaf, lalai. Saya dulu juga melakukan pacaran. Semoga Tuhan mengampuni saya, sungguh. Meskipun saya salah, tetapi saya pacaran ketika saya mampu menghidupi diri saya sendiri, ketika saya sudah bekerja. Ketika masih sekolah, masih harus menyelesaikan kuliah, saya hanya berusaha bagaimana agar nilai saya baik, studi saya lekas selesai dan bekerja. Ini bukan pembenaran dari saya. Saya tetaplah melakukan kesalahan, telah dicatat oleh malaikat dan harus mempertanggungjawabkan semuanya di akhir nanti.
***
Menjadi manusia itu adalah sebuah anugrah. Menjalani kehidupan didunia ini adalah sebuah kesempatan. Mencari ilmu sebanyak-banyaknya itu adalah sebuah keharusan

Perempuan, menjadi babu seumur hidup itu adalah sebuah kebanggaan. Bukan menjadi babu yang sempurna, tetapi menjadi babu nomer satu sedunia. Jadi tidaklah penting perempuan yang unyu-unyu, yang sok imut, yang manja, yang punya pacar sejak sekolah dasar, dan malas.

Dan lelaki, menjadi pribadi yang cerdas dan memiliki prinsip itu adalah mutlak. Bukan lelaki yang menjaga mulutnya saja tidak mampu, sibuk menggombali anak gadis orang. Menghidupi diri sendiri saja tidak kuasa, sibuk membacakan sajak cinta untuk anak tetangga.

Saya Yuna. 
Saya seorang babu.

No comments:

Post a Comment