Bismillahirrahmanirrahim,
Hai dears, apa ceritamu hari ini? Saya duluan saja yang cerita ya. Saya ada kabar gembira. Jreng...jreeengg... Oh...bukan...bukan... Saya belum hamil lagi kok :D
Siang hari ini, Ibrahim merayap keliling ruang tamu. Hasilnya, lantai jadi mengkilap. Saya bahagia sekaligus terharu. Bisa menjadi saksi mata, saksi hidup dan juga penonton satu-satunya*pukpuk
Setelah paginya saya dan Ibrahim bertemu dr.Rochadi untuk terapi sinar micro thermy kali kedua. Kami berdua datang pukul setengah delapan pagi. Saat duduk diruang tunggu, kami adalah pasien paling heboh. Ibrahim ber-bababa...dadada...jijijih... dengan lantangnya. Tidak cukup satu penanya, "Yang sakit siapa mbak?". Pada bingung mungkin ya, karena saya dan Ibrahim tampak sehat-sehat saja. Jadinya, saya harus jelaskan satu-satu deh. Tidak apalah, daripada bengong dan takjub melihat asistennya dr.Rochadi di bagian pendaftaran yang sama sekali tidak bisa tersenyum itu.
Pukul setengah sembilan, kami baru mendapat panggilan masuk ruang dokter. Setelah bertemu dengan dr.Rochadi, saya dan Ibrahim masuk ke ruang terapi. Sudah ada mas-mas terapis dan si micro thermy yang mirip mesin fotocopy. Saya sempat bertanya pada dr.Rochadi saat pertemuan kami yang pertama, satu minggu yang lalu.
"Itu alat apa namanya Dok? Infra merah?" tanya saya.
"Wah...kalau infra merah juga ada di Ramai Mall sana. Lima puluh ribu sudah bisa bawa pulang. Itu harganya seratus lima puluh jutaan. Namanya Micro Thermy"
Jadi tadi waktu di ruang terapi saya mengelus-elus alat itu. Minggu lalu belum sempat soalnya. Siapa tahu besok-besok ada yang tanya soal alat ini. Saya mau jawab,
"Saya kenal dekat sama alat itu, pernah saya elus-elus malah."
Sewaktu di ruang terapi, si Mas terapisnya bertanya,
"Sendirian mbak? Ayahnya mana?"
"Di Jakarta Mas."
"Kerja disana Mbak?"
"Iya."
"Kerja dimana Mbak?"
"Kantor swasta saja kok Mas."
"Lalu pulangnya?"
"Sekarang ini sebulan sekali."
"Kasihan..."
"Coba saya bertemu Mas duluan, bukan suami saya tercinta sejagat raya. Setiap hari bisa bertemu. Saya bisa antar ransum juga kalau jam makan siang sambil kedip-kedip mata dan bilang aku cinta padamu."
Yang terakhir ini hanya dalam hati saja saya bilangnya. Apa maksudnya "kasihan" coba? Bukannya diberikan semangat. Ya sudahlah*pukpuk lagi
Selesai terapi sinar mikro, Ibrahim menangis. Keras dong...sampai semua antrian pasien yang sudah selesai terapi sebelum kami, satu persatu mempersilahkan kami untuk bertemu dengan dr.Rochadi lebih dulu. Ibrahim memang anak Ummi yang cerdas :D Dia ingin segera pulang, tidur di tempat tidurnya yang hangat bersama saya :)
Itu cerita saya hari ini? Apa ceritamu? :)
No comments:
Post a Comment