Alhamdulillah,
minggu ini Baby Z memasuki minggu ke 39. Mulai bulan Oktober, pemeriksaan rutin
dilakukan setiap dua minggu sekali. Beberapa hari yang lalu, saya juga
menjalani cek di laboratorium, cek hematologi lengkap, golongan darah rhesus,
waktu pendarahan dan pembekuan, urine serta Hbs untuk menghadapi persalinan. Biayanya lebih
kurang Rp250.000.
“Assalamualaikum
Dok.”
“Wa’alaikumsalam
Nak. Bagaimana? Sehat?”
“Alhamdulillah
Dok. Ini hasil cek di laboratorium Dok.”
“Oya
ya. Kita lihat hasilnya ya.” Dokter Anisah membuka amplop yang masih tertutup
rapat dan mulai menjelaskan satu persatu.
Hasil
cek Hematologi yang meliputi Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit, Lekosit,
Trombosit dan beberapa lainnya, berada dalam kisaran nilai rujukan, semua
normal. Begitu juga untuk urine dan waktu pendarahan/pembekuan. Waktu
pendarahan/pembekuan yang normal adalah antara 2-7 menit. Hasil cek
laboratorium saya adalah 3 menit. Sehingga apabila dalam persalinan terjadi
pendarahan, tidak terlalu membahayakan si ibu.
Kemudian
tentang golongan darah rhesus saya yang hasilnya positif. Awalnya, saya tidak
terlalu paham tentang golongan darah ini. Sering mendengar, tetapi tidak
terlalu paham. Penjelasan dr.Anisah kurang lebih seperti ini. Rhesus adalah
protein yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Mereka yang mempunya faktor
protein ini disebut rhesus positif, dan sebaliknya, mereka yang tidak memiliki
faktor protein ini disebut rhesus negatif.
Saya
memiliki golongan darah B dengan rhesus positif. Sedangkan Hubby golongan darah
O, dan belum diketahui rhesus apa. Meskipun faktor rhesus tidak berpengaruh
terhadap kesehatan, tetapi hal ini harus diperhatikan oleh pasangan suami istri
yang ingin/akan memiliki keturunan.
Tidak
menjadi masalah apabila ibu rhesus(+) dan ayah rhesus(+); ibu rhesus(+) dan
ayah rhesus(-); ibu rhesus(-) dan ayah rhesus (-). Masalah akan muncul apabila
ibu rhesus (-) sedangkan janin rhesus(+) (diturunkan dari ayahnya yang rhesus
(+)). Hal ini disebabkan karena akan terbentuk antibodi jika ibu dan janin
memiliki rhesus yang berbeda. Pasangan dengan kondisi seperti ini, biasanya
hanya anak pertama yang mampu bertahan hidup. Jika menginginkan anak kedua dan
seterusnya, maka persalinan harus dilakukan di rumah sakit yang mampu melakukan
tindakan penggantian darah si bayi. Wallahu’alam.
Pelajaran
yang saya dapatkan adalah, sangat penting bagi kita dan pasangan, jauh hari
sebelumnya sudah melakukan cek golongan darah rhesus ini (dan juga cek
kesehatan lainnya). Saya tidak membayangkan bila hasil rhesus saya adalah negatif
dan tidak tahu rhesus Hubby apa. Bersyukur jika rhesus Hubby juga negatif. Bagaimana
jika ternyata hasilnya positif? Padahal persalinan hanya tinggal menghitung
hari saja.
Kita
manusia, tentunya selalu mengusahakan yang baik. Berusaha, berdoa dan berserah
pada Allah apapun hasilnya.
Dear
my baby,
Insya
Allah Ummi sudah siap. Kapan kamu akan lahir? Kita berjuang bersama-sama yah :)
Bukan
proses persalinan yang Ummi takutkan (eh…bukan berarti Ummi tidak takut sama
sekali yah). Tetapi bagaimana nanti menemanimu bertumbuh, mendidikmu, menjadi
madrasah/sekolah bagimu. Itu harus Ummi lakukan sepanjang hidup, bukan hanya
hitungan jam seperti saat melahirkanmu ke dunia ini.
No comments:
Post a Comment