tidak bertanggungjawab = ))

Beberapa hari yang lalu, Hubby menelpon saya.

Syahdani,
Kemarin Ibu telpon, aku tidak tahu. Lalu aku telpon balik.

Saya,
Oya? Trus?

Syahdani,
Insya Allah nanti kalau kandunganmu sudah masuk 4 bulan, Ibu mau mengadakan syukuran kecil-kecilan. Masak opor ayam lalu doa-doa, nanti opornya dibagikan ke orang-orang situ.

Saya,
Lha kemarin waktu aku telpon Ibu, Ibu sepertinya tidak ada rencana begitu. Tidak ada tuntunan syukuran empat bulanan atau tujuh bulanan dalam Islam. Tapi ya tidak apa sih. Sayang ya, aku tidak pas di Temanggung. Tidak bisa menikmati opor ayam Ibu. (IBU MERTUA SAYA PANDAI SEKALI MEMASAK, SABAR PULA ORANGNYA, CANTIK JUGA :D )

Syahdani,
Ibu juga tanya, kamu gimana. Aku bilang kemarin ada kesempatan kerja di pnpm semarang, jakarta juga ada, tetapi bagaimana si kecil nanti. Orangtuanya kerja semua. 

Saya,
Ooo..trus?

Syahdani,
Ibu bilang, lha ya sama Ibu tho. Nanti biar sama Ibu.

Saya,
Eeehhh...eeehhh...Ibu kan kerja. Lagipula kita yang berbuat, ya kita yang bertanggungjawab.

Syahdani,
Nah itu paham.

Saya,
Heh?

Syahdani,
Kamu kemarin punya rencana nanti kalau kamu dapat pekerjaan baru, si kecil mau dicarikan  pembantu. Berarti si kecil ikut pembantu. Tanggungjawabnya dimana coba?

Saya,
Heh??

Lalu kami sama-sama tertawa. Saya berhenti tertawa dan mulai berpikir. Bukan Ibu. Bukan pembantu. Bukan Bapak. Bukan Ibu Jenderal juga. Apalagi Abah. Berarti harus saya. Saya. Selanjutnya saya tidak mau berpikir lagi :D

...
....
.....
kriiik...kriiiikkk...kriiiikkk...