Profile

My photo
.:muslim.love Allah.love Muhammad saw.love Ibrahim as.indonesian.29 years old.a wife.a mom.love travelling and drawing.wear hijab since 2003:.

Labels

3.12.10

engkau bukan ayah kandungku

Bukankah aku boleh mengeluh? Baiklah, aku akan mengeluh. Tubuhku lelah, sangat lelah.

Langit sudah mulai gelap. Aku melangkah menuju masjid. Ini hari Jumat. Sengaja aku ke masjid agak terlambat. Karena biasanya, jamaah masih duduk-duduk santai di masjid seusai shalat Jumat. Tidak nyaman jika masih ada mereka. Risih. 

Bapak bisu duduk di tangga masjid. Beliau menyadari kedatanganku. 

Bababaaaa..ba... Tangannya menunjuk ke dalam masjid. Cepat masuk! Kau sangat terlambat!

Aku segera masuk. Mengambil air wudhu. Tuhan, aku datang lagi. Ingin bertemu denganmu. Maaf terlambat. Pasti membosankan sekali ya. Mendengar ribuan alasanku saat aku terlambat shalat. Maaf...

Selesai. Selesai shalat dan berdoa ala kadarnya. Aku membalikkan badan. Bapak bisu sudah duduk membelakangiku bersandar di salah satu tiang masjid. 

Hei.

Aku tersenyum. Dan dia membalasnya.
Bapak sudah makan? Tanganku membantu untuk berbicara dengannya.

Belum. 

Kenapa?

Kedua mataku memperhatikan tangannya berbicara.

Kawan, kau tahu apa yang dikatakannya?

Dia belum makan. Tidak punya uang.

Aku segera melangkah keluar. Meninggalkan masjid. Aku berlari kembali ke kantor. Mencari sesuatu. Dan kembali berlari menuju masjid. Napasku tersengal-sengal. 

Bapak bisu tertidur. Begitukah cara Bapak menahan lapar? Begitukah caramu? Dengan tidur di rumah-Nya membuatmu merasa nyaman? Apakah engkau berharap Tuhan akan memberikan sebuah mimpi indah dalam tidurmu? Lalu engkau terbangun dengan sebuah senyuman di wajah tuamu?

Aku menepuk pelan tangannya. 

Bapak terbangun. Lalu berusaha duduk bersandar di tiang.

Aku menyodorkan sesuatu untuknya. 

Bababa...baaa....

Aku menunduk. Pipiku hangat. Ah...kenapa cengeng sekali aku ini? Mudah sekali menangis.  Ku tatap mata hitamnya. 

Bapak, dengarkan ini, dengarkan yang aku katakan,
Terimakasih sudah menerimanya dengan senyuman. Engkau tidak menyakitiku dengan mengatakan itu haram. Engkau tidak pernah menyakitiku. Padahal aku bukan anakmu. Tidak ada darahmu mengalir di tubuhku. Terimakasih...


No comments:

Post a Comment